Oleh : ASMARDI, S.Pd
Proses belajar mengajar adalah suatu
proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi
melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama
bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar
yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan
tertentu dalam belajar mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada
hakikatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang
dilakukan peserta didik.
Peningkatan mutu belajar mengajar
sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar, juga jika
dalam proses belajarnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja
yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan pengetahuan lintas ilmu dimana di dalamnya ada empat bidang
ilmu Geografi, Ekonomi, Sejarah dan
Sosiologi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.
Dalam tulisan ini penulis mengangkat
salah satunya, yaitu bidang kajian ilmu Geografi. Ilmu Geografi merupakan salah
satu cabang ilmu yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan
lingkungan alamnya. Ilmu Geografi terdiri dari dua bagian utama yaitu Geografi
Fisik dan Geografi Sosial. Geografi Fisik (Physical Geography) lebih ditujukan
kepada proses-proses atau gejala – gejala alam yang bersifat alamiah, dan
Geografi Social (Human Geography) ditujukan kepada interaksi manusia sebagai
penduduk bumi dengan manusia disekitarnya serta kemampuan manusia mengelola dan
memanfaatkan lingkungan alam dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pengetahuan dasar dari ilmu geografi
adalah penguasaan konsep dari pengetahuan tentang penggunaan peta. Peta merupakan
media utama yang harus dikuasai seseorang atau peserta didik dalam
keberhasilannya mempelajari ilmu geografi.
Permasalahan
yang dihadapi sebagian besar siswa adalah siswa sulit memahami materi yang
berkaitan dengan pembacaan atau interpretasi peta. Kesulitan ini akan berakibat
pada rendahnya hasil belajar siswa dan sebagai aktifitas belajar dalam kelas
terasa kurang aktif, seolah-olah ada rasa takut bagi diri siswa jika guru
menugaskan siswa untuk menentukan letak suatu wilayah pada peta.
Ketidakaktifan belajar ini
mengakibatkan program pembelajaran yang telah dirancang tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Kegiatan belajar jadi tidak efektif. Sebagai contoh jika guru menugaskan siswa
untuk menentukan letak suatu wilayah pada peta, siswa hanya bisa memandangi
peta tanpa bisa menunjukkan wilayahnya, meskipun wilayah tersebut dapat dilihat dengan jelas
dari tempat duduknya.
Berkaitan dengan permasalahan yang
diuraikan maka diperlukan suatu upaya kreatifitas
guru mengaktifkan kegiatan pembelajaran siswa dalam kelas. Salah satu upaya
untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan mengajak siswa bermain
kartu, dengan modifikasi sederhana berupa puzzle.
Permainan Kartu Materi yang
dimaksudkan adalah serangkaian kegiatan bersama (kelompok) yang menyenangkan
untuk memahami materi pelajaran dengan mengumpulkan materi bersesuaian pada
pasangan kartu. Puzzle menyusun potongan-potongan (fraksi-fraksi) peta sesuai
dengan kenampakan (bentuk) yang sebenarnya sesuai dengan kartu yang telah
dimenangkan siswa dalam bermain. Tujuan dari penerapan permainan kartu materi
dan puzzle dapat dijadikan sebagai metode untuk mengaktifkan kegiatan belajar
siswa pada materi pelajaran IPS terutama pada kajian materi geografi yang
berkaitan dengan penggunaan media peta.
Bagaiman membuat kartu materi dan
puzzle?. Berikut ini langkah membuat kartu dan puzzle :
Alat dan Bahan:
- Karton manila atau kertas
jilid
- Pulpen
- Penggaris
- Peta Dasar (yang sudah
dicetak pada kertas berukuran A4 atau pun F4 atau bisa di print out
langsung di atas kertas manila)
- Materi Pelajaran
- Gunting / Pisau Cutter
- Siapkan karton
- Print out peta pada satu
bagian halaman
- Print out materi pelajaran
pada halaman sebelahnya
- Gunting/potong karton
tersebut sesuai dengan ukuran kartu
Dalam pelaksanaan bermain disusun
langkah-langkah sebagai berikut :
- Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
- Masing-masing anggota kelompok
diberi sejumlah kartu secara acak yang akan dimainkan siswa dalam
kelompok.
- Menjelaskan langkah-langkah
penting permainan yang akan dimainkan siswa dalam kelompok.
·
Kartu
diurut berdasarkan topic yang bersesuaian
·
Masing-masing
materi terdirri empat sub materi
·
Setelah
selesai siswa mengamati masing-masing topic, kemudian membalikkan dan mengamati
peta pada halaman sebelahnya yang telah tersusun menjadi satu peta.
- Membimbing siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengamati bentuk peta dasar yang akan
disusun menjadi sebuah peta yang lengkap.
- Membimbing siswa menyusun letak
wilayah pada peta.
- Menugaskan siswa untuk menentukan
letak wilayah pada peta di dinding sebagai langkah untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Dari tulisan singkat ini
penulis mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
- Metode permaianan kartu dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam mengaktifkan siswa dalam proses belajar di kelas.
- Permainan Kartu dan Puzle dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
- Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 Guru harus dapat mengembangkan inovasi dan kreasi serta ide-ide baru dalam pengembangan proses pembelajaran.
- Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa guru harus menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan pembelajaran