Oleh : Drs.
EFRIZAL
SMPN. 1 VII Koto Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman. Sumatera Barat
“ Alam Takambang jadi Guru “. Aku bangga jadi guru, menurut
saya juga menurut kita semua, guru profesi yang paling mulia dari semua profesi
yang digeluti manusia sepanjang hayat, menekuni profesi guru merupakan tabungan sisi lain
untuk menjadi bekal di akhirat nanti.
Hari demi hari saya lalui
lorong – lorong waktu pengabdian sebagai guru,
dalam diri ini bergelora rasa bangga dengan semangat dan dedikasi yang
tinggi saya selalu aktif diberbagai organisasi profesi untuk mengembangkan diri
terutama pada organisasi musyawarah guru mata pelajaran ( MGMP ). pada awalnya Aktif di MGMP mapel Ekonomi pada
waktu itu masih memakai kurikulum 1984, akhir mata pelajaran ekonomi, geografi dan
sejarah di SMP disatukan menjadi mata pelajaran IPS seperti yang kita kenal
sekarang ini. Kegiatan organisasi ini selalu diikuti dengan aktif, bahkan sudah sering dipercaya duduk dalam struktur
kepengurusannya sampai sekarang.
Kegiatan pengembangan diri ( MGMP ) selalu di ikuti
secara aktif mulai dari tingkat Kabupaten sampai MGMP Provinsi. Berbagai ilmu
dari nara sumber serta rekan sejawat sangat banyak membantu saya dalam
melaksanakan tugas disekolah, bahkan sudah berbagai kesempatan pelatihan dan
workshop tingkat daerah, provinsi maupun Nasional saya ikuti, dan bahkan sudah
pernah dipernah mendapat kesempatan dipercaya sebagai Instruktur Nasional dalam
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi serta Implementasi Kurikulum 2013.
Pengalaman yang
berharga pertama sekali saya alami lulus sebagai CPNS dari hasil seleksi dengan
pesaing – pesaing lulusan perguruan tinggi didaerah ini yang nota bene telah di
akui kualitas lulusannya, dibandingkan dengan lulusan perguruan tinggi tempat
saya menyelesaikan pendidikan, maka dari itu menjadikan pribadi saya merasa
terpicu untuk selalu mengasah diri agar jangan sampai tertinggal dari yang lainnya.
Awal pengalaman yang sangat berharga saya peroleh terjadi
ketika kegiatan MGMP Mata pelajaran Ekonomi tingkat provinsi pada tahun 2001
tepatnya dibulan februari, pesertanya merupakan guru – guru mata pelajaran
Ekonomi SMP dari berbagai daerah dalam provinsi ini. Pengalaman itu saya peroleh
ketika seorang Nara Sumber, beliau juga merupakan seorang dosen pada salah satu
perguruan tinggi membahas materi Kebutuhan.
Beliau menguraikan
materi kebutuhan manusia, mulai dari jenis – jenis kebutuhan manusia sampai
pada jenis - jenis alat pemenuhan kebutuhan manusia. Panjang lebar dan terinci
telah dipaparkan oleh nara sumber tersebut dengan jelas, saya sangat
memperhatikan dengan cermat penjelasan demi penjelasan yang dipaparkannya,
namun ada satu hal yang membuat saya pingin lebih tahu lagi secara terinci
tentang materi jenis – jenis barang menurut Kelangkaannnya, penjelasan yang
saya peroleh dari defenisinya bahwa jenis – jenis barang menurut kelangkaannya
merupakan barang Ekonomi yakni barang yang diperoleh dengan pengorbanan, contoh
makanan, pakaian dan sebagainya. Barang Bebas yakni barang diperoleh tanpa
pengorbanan, contohnya Air dan udara.
Ketika saat tanya jawab
berbagai pertanyaan diajukan oleh para peserta dengan antusianya. Sampai
giliran saya, bukan mengajukan pertanyaan melainkan sedikit mengoreksi
pernyataan yang telah diberikan nara sumber; Pak ! Contoh dari barang ekonomi
dan barang bebas tidak tepat, maksudnya Makanan, pakaian belum tentu barang
ekonomi, sedangkan Air dan Udara belum tentu barang bebas. Sebelum saya
menerima jawaban atau penjelasan dari nara sumber, salah seorang dari peserta
bertanya pada saya; Bapak tamat dari mana ?, dengan polos dan jujur saya jawab
dari Jambi. Diluar dugaan terdengar suara yang seakan – akan dikomandoi dengan
serentak bagaikan suara gerombolan Tawon mengatakan Oooo...Jambi!
Merasa mendapatkan
cemooh, dengan sedikit emosi saya memberikan argumen melalui sebuah narasi pada
nara sumber; Pak! nanti ketika bapak pulang kerumah ditengah jalan dapat
musibah kenderaan bapak tabrakan, lalu dibawah kerumah sakit, di Infus dan
dikasih Oksigen setelah sembuh pasti dibayarkan?, atau kenapa ada orang menjual
air dan kenapa ketika kita setelah mengisi ban mobil kok dibayar ?. Bagaimana
pula dengan Kado atau sesuatu benda berharga yang diterima seseorang dari orang
lain dengan Cuma – Cuma?. Berdasarkan defenisinya, saya berani mengatakan sebuah
mobil mewah bisa dijadikan barang bebas atau sebaliknya sampah yang tak berguna
bisa jadi barang ekonomi.
Sebelum nara sumber
memberikan tanggapannya, beliau mengatakan ; kalau bisa kaki saya di angkat
kedua – duanya maka empat jempol untuk bapak itu ( maksudnya untuk saya ),
mendengar pernyataan nara sumber, karena keluguan secara spontanitas saya
berdiri seraya berkata sambil menepuk dada “ ini Sarjana Kubu “! ( sedikit
melampiaskan kekesalan atas cemoohan para peserta diawal tadi ). Akhirnya nara
sumber mempertegas bahwa contoh yang tepat dari semua jenis – jenis kebutuhan
dan jenis – jenis alat pemenuhan kebutuhan disesuaikan dengan masing - masing
defenisinnya.Walaupun hanya satu
hari kegiatan MGMP yang saya ikuti ini
berlangsung, namun pengalaman yang berharga diperoleh sangat berkesan sekali.
Kesemuannya
itu dapatlah disimpulkan :
Pertama, Kita sebagai
guru harus memperkaya diri dibidang pengetahuan dari berbagai sumber, tepatnya
dengan memakai motto Alam takambang jadi Guru, agar tidak terjadinya pola pikir
yang sempit dan kaku. Seandainya peserta MGMP saat itu telah menerapkan pada
diri masing – masing, niscaya Mereka tidak akan pernah mencemooh ketika saya
mengoreksi pernyataan nara sumber tersebut.
Kedua, Bahwa ilmu
sosial merupakan salah satu ilmu yang selalu mengalami perkembangan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat setiap waktu,
dengan kata lain ilmu sosial merupakan ilmu yang Dinamis dan yang selalu harus
diikuti perkembangannya dari waktu kewaktu.
Ketiga, janganlah
terlalu cepat menyimpulkan pernyataan seseorang dengan hanya mengetahui
background lembaga pendidikannya saja. Kita sebagai Audien hendaknya mendengar,
mengamati dengan cermat informasi yang kita terima sebelum memberikan tanggapan
dan kesimpulan, sebab kualitas seseorang tidak selamanya dilatar belakangi
background lembaga pendidikan yang telah dilaluinya, melainkan dapat juga
dilihat dari kualitas isi pernyataan yang disampaikannya.
Sepenggal pengalaman
yang sangat berharga dan berkesan sekali sepanjang karir saya sebagai guru, inilah
salah satu momentum yang selalu memicu saya untuk lebih meningkatkan dan
mengembangkan potensi diri dalam melaksanakan profesi, dengan kata kunci “
Pengalaman Guru yang paling Berharga “.