Bandung.Socius (16/9)
“Pandemi? New
Normal? Keduanya merupakan unconditional, unpredictable, dan uncertain
condition. Maka jika paradigma pendidikan hanya berfokus pada hafalan,
numerasi dan literasi saja, maka generasi kita tidak akan mampu memecahkan
masalah. Dibutuhkan Paradigma Baru.”
Demikian disampaikan Prof. Dr. H. Nana Supriatna, M. Ed. dalam seminar “Pedagogik Kreatif dalam Pembelajaran
IPS di Masa Pandemi Covid-19” yang digagas FKGIPS APKS PGRI Jawa Barat (16/9).
Lebih lanjut
Ketua Program Studi IPS SPS UPI ini menawarkan "Pedagogik Kreatif" sebagai pedagogik baru untuk melahirkan guru, siswa dan sekolah kreatif. Inti dari Pedagogik Kreatif ini adalah memberikan kebebasan kepada guru
untuk kreatif dan bebas memilih model pembelajaran.
Di masa pandemi Covid-19 ini guru harus berani
untuk keluar dari aturan baku dalam pembelajaran dan menggantinya dengan menyajikan
pembelajaran yang luar biasa, dengan tanpa mengabaikan kaidah pendidikan.
Lebih lanjut
menurut Ketua Perkumpulan Prodi Pendidikan IPS se-Indonesia (APRIPSI) ini dengan pedagogik kreatif
guru dituntut untuk mengurangi pemberian tugas yang sifatnya tertutup dan
menggantinya dengan tugas yang open minded atau membuka ruang
kreatifitas berpikir siswa. Berbagai isu kontekstual dalam IPS bisa diakomodir
sebagai bahan ajar.
Guru kreatif akan
menunjukkan kekhasannya mengajar. Dia tidak tergantung pada pendekatan,
metode atau strategi pembelajaran baku yang dipelajarinya secara teoretis.
Baginya, tidak ada metode terbaik yang bisa aplikatif untuk semua tujuan,
materi, dan penilaian pembelajaran. Metode belajar disesuaikan dengan cara
peserta didik belajar. “Dengan pedagogik
kreatif peserta didik harus happy dalam belajar, tidak boleh merasa
tertekan atau terbebani.” pungkas Nana dihadapan 700 guru IPS peserta seminar. (Enang Cuhendi-Socius)