Tutik Sriwahyuni, S.Pd
SMPN 1 Jatirejo Mojokerto Jawa Timur
Sejak bulan Maret tahun 2020 dunia digemparkan oleh virus COVID-19. Awalnya virus ini muncul di kota Wuhan China kemudian merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.Virus ini cepat sekali menyebar. Rumah sakit penuh pasien. Banyak korban diantaranya, manusia yang aktivitasnya sering berhubungan dengan manusia lain, petugas medis merupakan garda terdepan dalam merawat pasien, penjual dan pembeli di pasar yang setiap saat bertemu. Pemerintah akhirnya menetapkan virus COVID-19 sebagai wabah pandemi di Indonesia.
Dampak virus tersebut dirasakan di semua sektor kehidupan. Sektor ekonomi, agama, industri, pariwisata, transportasi, budaya dan pendidikan. Sektor ekonomi turun karena pendapatan nasional turun. Sektor agama, banyak tempat ibadah di tutup untuk menghindari menyebarnya virus. Masih teringat untuk menyambut hari raya Idul Fitri tidak ada satu pun takbir keliling di desa, bahkan shalat Idul Fitri yang biasanya ramai dilakukan di masjid atau lapangan dialihkan ke rumah warga masing-masing, pun tak ada silaturahmi. Sektor industri, banyak pekerja yang di phk, pengurangan hasil industri, dan pemasaran produk macet.
Sektor pariwisata, pendapatan dari pariwisata turun, pun pendapatan masyarakat di sekitar daerah pariwisata juga turun. Daerah pariwisata ditutup untuk umum. Sektor transportasi juga mengalami penurunan. Saat itu tak ada transportasi umum sama sekali. Sektor budaya pun sepi. Tak ada aktivitas sama sekali. Semuanya ingin selamat, menjaga diri dan keluarga dari virus agar tidak menyebar ke mana-mana. Saat itu hanya ada aktivitas di dalam rumah. Semua keluarga menjaga anggotanya dengan makan dan minum bergizi, olah raga, dan menjaga imun agar stabil.
Sektor pendidikan pun terkena dampaknya. Tanggal 17 Maret 2020 semua siswa di daerah Mojokerto harus belajar dari rumah. Saat itu kalang kabut guru, murid, dan orang tua. Bulan Maret sampai Juni 2020 penulis mendata anak-anak per kelas diantaranya letak rumah dan memiliki hp atau tidak, juga data orang tua siswa yang nanti bisa dilibatkan dalam pembelajaran jarak jauh. Setelah terkumpul datanya, kami mengajar materi pelajaran ips lewat hp grup wa. Bagi yang belum memiliki hp kami datangi rumah siswa dengan memberikan selebaran materi pembelajaran dan tugas. Hal ini terus kami lakukan sampai kenaikan kelas di bulan Juli.
Alhamdulillah di tahun ajaran baru 2020/2021, mayoritas anak sudah memiliki HP sekalipun hanya bisa dipakai untuk wa. Tak apalah ada kemajuan. Mulai bulan Juli sampai saat ini teknologi yang digunakan HP wathsapp dalam pembelajaran jarak jauh. Ini pun hanya sebatas wa karena kendala jaringan signal, paket data dan jenis HP. Pembelajaran jarak jauh selama bulan Maret sampai Juni tentu dijadikan pengalaman berharga. Di awal pembelajaran masa pandemi banyak kendala antara lain: Tidak semua siswa mempunyai HP, HP yang dimiliki siswa tidak semua android, no HP siswa sering ganti, paket data, jaringan signal.
Agar pembelajaran masa pandemi berjalan lancar dan baik, ada langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain: mendata siswa yang memiliki HP, membuat grup wa per kelas yang diampu, melibatkan wali murid dalam proses pembelajaran, target pembelajaran tidak menuntaskan materi kurikulum 13, tetapi dengan materi esensial IPS. Karena jadwal mengajar IPS tetap seperti normal dua kali seminggu hanya waktu dikurangi, maka tidak setiap pertemuan ada pemberian tugas kepada siswa.
Peran wali murid pada pembelajaran masa pandemi tahun pelajaran 2020/2021 sangatlah penting. Wali murid memiliki tugas utama mendidik putra-putrinya di rumah. Saat itu semua wali murid memiliki peran yang amat penting bagi perkembangan belajar putra-putrinya. Mereka harus memantau dan mendampingi belajar hingga tuntas, selain pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya dan pekerjaan utama mencari nafkah. Oleh sebab itu penulis mengajak dan melibatkan wali murid dalam grup wa sebagai partner dalam pembelajaran jarak jauh.
Pengalaman penulis melibatkan wali murid dalam pembelajaran jarak jauh banyak manfaatnya, diantaranya: semua siswa hadir tepat waktu saat pembelajaran terbukti dengan daftar hadir yang diisi oleh siswa di grup wa, ada hubungan timbal balik dalam pembelajaran jarak jauh terbukti siswa menyampaikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dengan rekam suara wa, tugas yang diberikan kepada siswa tak ada kendala terbukti postingan tugas siswa di grup wa, jika ada siswa yang sakit atau izin maka ada pemberitahuan dari wali murid di grup wa.
Penulis melakukan pembelajaran jarak jauh belum sepenuhnya melibatkan wali murid karena hanya dilakukan di kelas delapan. Di kelas tujuh belum melibatkan wali murid dalam pembelajaran jarak jauh. Akan tetapi ada tip yang dilakukan pada siswa kelas tujuh, diantaranya: memastikan semua siswa sudah tergabung dalam grup wa, pembelajaran dilakukan tepat waktu dengan mengisi daftar hadir. Materi diberikan melalui rekam suara, share PPT, ringkasan materi, soal, teka-teki silang, bila ada tugas yang harus dikerjakan siswa maka ada batasan waktu pengumpulannya, semakin cepat uploud dan benar nilai akan semakin baik. Semua tip itu disepakati bersama.
Pada pembelajaran jarak jauh tanpa melibatkan wali murid, hasilnya tidak sebagus yang melibatkan wali murid. Sekalipun ada tip yang sudah disepakati bersama namun ada saja siswa yang mengerjakan tugas telat atau tidak sesuai waktu yang ditentukan bahkan ada yang tidak mengerjakan. Ada juga siswa yang tidak hadir tanpa pemberitahuan.
Itulah PJJ menggunakan teknologi whatsapp yang paling mudah dilakukan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Semoga pandemi segera berakhir di bumi ini khususnya di Indonesia. Agar pembelajaran bisa dilakukan dengan tatap muka.